Translate

Jumat, 16 Agustus 2013

DENDAM PENGHUNI JURANG


    Digelapnya malam pada tepian sebuah jurang yang luput dari pandangan manusia lainnya “Bugh…Jebret…!” beberapa kali pukulan terus mendarat dimuka,uluhati,dagu dan entah dibagian tubuh mana lagi.Terus tanpa ampun sesosok tubuh yang sudah tidak berdaya itu terus menerima pukulan ,tendangan dan segala jenis penganiyaan yang tanpa sanggup dihindarinya,bukan karena tidak bisa melawan atau membela diri tetapi karena tubuh itu terikat.Tangannya di ikat seutas tambang dan ditekuk kebelakang,wajahnya sudah berlumuran darah suaranya sudah nyaris tak terdengar dengan jelas  antara rintihan dan teriakannya,hanya kata – kata makian saja yang jelas terdengar dari segerombolan orang-orang yang menyiksanyanya tanpa ampun,makian yang kotor yang tak pantas keluar dari mulut manusia.
     Sepertinya mereka tidak puas hanya dengan memukuli dan menendanginya saja tiba – tiba salah seorang dari mereka berteriak” Hey kawan – kawan sepertinya akan lebih sangat mengasikan kalau Anjing budug tak tahu diri ini kita bakar hidup-hidup sekalian biar arwahnya gentayangan tidak bisa mati dengan sempurna…hahahaha….!”sesaat mereka berhenti lalu saling pandang satu dengan yang lainya sambil saling menyeriangai buas seolah – olah menemukan satu puncak kepuasan yang tiada tara lalu tiba – tiba “hahaha…hahaha..ha..ya! benar…benar kita bakar saja hidup-hidup mahluk sialan yang menjijikan ini!” kemudian salah satu dari mereka menjambak rambut sosok yang sudah tidak berdaya itu lalu digusur dan diseretnya tubuh yang sudah babak belur tak karuan, mereka beramai-ramai memaksa tubuh itu untuk berdiri lalu disandarkannya pada tepian dinding karang dan dihadapkannya tubuh itu kemulut jurang.
     Salah seorang dari gerombolan itu berlari ke arah mobil yang mereka parkir tidak begitu jauh dari tempat dimana mereka melakukan penganiyaan,sebuah jerigen kecil ukuran lima liter ditentengnya “Hey kalian lihat sebenarnya aku sudah menyiapkan ini..memang sejak awal aku sudah ingin membakar hidup – hidup tikus got busuk ini!”. Dengan penuh semangat dan riang gembira mereka tumpah kan cairan bensin diatas kepala orang yang mereka hajar ramai – ramai itu dan bluph!...apipun menyala membalut tubuh sosok tak berdaya itu teriakan demi teriakan terus melolong dari sosok itu,tetapi mereka terus tertawa memecah malam seolah tek perduli dengan kesakitan orang yang mereka perlakukan dengan sadis.
     Sejengkal…dua jengkal…tubuh itu terus meronta dan akhirnya tanpa bisa dihindari lagi tubuh berbalut api itupun tenjun bebas kemulut jurang yang dibawahnya bergemuruh suara ombak lautan membentur karang…jeritannya menggema membawa sejuta rasa sakit membawa sejuta rasa benci,geram dan dendam..semakin menjauh jeritan itu…dan akhirnya hilang sirna bersama deburan ombak dibawahnya.
     Sementara sebelas orang gerombolan yang menyiksanya masih tertawa – tawa dengan puas dan penuh rasa kemenangan…tawa yang berbaur dengan angin pantai ditepian jurang karang hitam laut selatan,tawa yang menggema membawa petaka dan syair – syair nyanyian iblis.Mata mereka berair bukan karena sedih, tapi mereka puas dengan tawa hingga nanar…mereka berpelukan seolah mereka merayakan sebuah kemenangan yang sangat besar…!mereka puas…!puas dan sangat puas!.Malam terus berlalu dengan keheningan yang menggiriskan suara burung hantu menambah getirnya malam dalam pelukan dingin dan kencangnya angin,ombak laut terus bergemuruh memburu membabi buta seakan ingin meluluhlantakan tebing karang terjal yang angkuh berkacak pinggang ditepian….
     Sebelas mahluk manusia tak berhati itupun mulai turun dari bukit karang hitam, tiga mobil yang mereka kendarai berjalan beriringan sedikit terseok menapaki terjalnya bebatuan karang hitam dipenghujung malam.Suara mesinnya meraung-raung memperjelas kepuasan biadab yang terlampiaskan,akhirnya merekapun lari menembus gelapnya malam.Tinggal sepi dan sunyi seperti tak pernah ada yang terjadi,seperti tak pernah ada yang mengerti bahkan seolah terbebas dari saksi.
Padahal tak satupun kejadian di muka bumi yang luput dari pandangan Ilahi.
     Sayup – sayup Bastari mendengar sura deburan ombak,perlahan penciumannya membaui bau laut,bau pasir dan “akh…!” dia berusaha menggerakan badannya,sakit semua terasa begitu ngilu dan perih.Dipaksanya sekali lagi dia menggerakan badannya hingga suaranya terbatuk-batuk menahan rasa sakit disekujur tubuhnya.Matanya pun terasa lengket dan menyempit perlahan dicobanya untuk terbuka,tak jauh beda sakit dan perih masih terasa di sekitar kelopak matanya.”Apakah aku masih hidup ?” Bastari membatin perlahan matanya dibuka lagi dan mencoba mengenali dimana ia berada.”A..a..apakah ini sebuah gua..bukankah aku dibakar dan terlempar kejurang tapi mengapa sekarang aku berada didalam gua?” Bastari terus berusaha mencoba mengingat setiap detail peristiwa yang menimpa dirinya malam itu.
     Ingatannya kembali menerawang saat dirinya dijegal sebelas orang tanpa ada alasan yang jelas.Tiba-tiba dia diseret dan dipukuli kemudian diculik dilarikan ketempat yang jauh,yang menyakitkan perasaannya bukan hanya karena pukulan dan tendangan serta makian yang diterimanya saja tetapi yang lebih menyakitkannya orang-orang yang melakukan penganiayaan terhadap dirinya adalah teman-temannya sendiri yang dikenalnya dengan baik,lalu apa salahku pikir Bastari terus membatin.”selama ini aku tidak pernah mengecewakan mereka apalagi menyakiti perasaan mereka tapi mengapa mereka begitu tega seolah ingin menghancurkan hidupku dan begitu bernafsu untuk menyingkirkan aku dari kehidupan ini”.Bastari remuk redam perasaannya, airmatanya meleleh seperti seorang anak kecil yang kehilangan ibu bapaknya, Bastari menangis sejadi-jadinya dia tidak perduli dengan rasa sakit disekujur tubuhnya karena rasa sakit dihatinya lebih tak terperikan lagi.
     Ada bara yang menyala dihatinya membakar setiap lorong jiwanya terus menjalar berkobar membakar setiap inci dalam tarikan nafas dan gerak geriknya.Tangisnya berhenti airmatanya mengering karena bara dendam didadanya.”Bila kalian sanggup merenggut kebahagiaan hidupku lalu mencampakan aku bagai sampah yang tak berguna hingga aku terbuang dari kesenangan hidup yang lama kumimpikan…maka tunggulah akupun akan membuang semua kebahagiaan yang kalian miliki,akan kurenggut setiap sesuatu yang kalian anggap berharga dari kehidupan kalian…! Hingga kalian merasa sakit sesakit-sakitnya,sedih sesedih-sedihnya…hancur sehancur-hancurnya….! Tunggu pembalasan dariku!! aku Bastari yang tidak pernah mengenal menyerah, apalagi putus asa…!Kalian kira kalian telah membunuhku dan menyingkirkanku selama-lamanya tetapi kalian gagal dan salah aku masih hidup…aku masih bernafas aku masih bisa menuntut balas dengan apa yang kalian telah lakukuan padaku ….!”.
     Bastari terus berteriak-teriak seperti orang kesurupan teriakannya tak kalah keras dengan debur ombak yang memburu pantai,lalu dia tertawa sekuat-kuatnya tetapi tawa yang penuh kegetiran,tawa yang berselimut kepedihan serta kebencian.
     Tiba-tiba Bastari menghentikan tawanya karena dia merasa ada suara tawa lain dari suara dirinya. Ditajamkan pendengarannya,diedarkan pandangannya kesekitar tempat dimana dia terdiam sekarang,suara tawa itu semakin keras dan semakin keras hingga seolah-olah dinding gua ikut bergetar dengan suara tawa itu.
     Bastari menutup kedua telinganya dengan telapak tangan karena suara tawa itu membuat pendengarannya sakit dan menimbulkan rasa pening di kepalanya.Suara tawa itu tiba-tiba berhenti,belum sempat Bastari mengangkat mukanya dua pasang kaki telah tegak memagar pandangannya celana compang – camping membungkus kedua kaki yang tegak didepannya. Bastari tersurut mundur dari posisi duduknya mencoba tengadah untuk memandang wajah orang yang berdiri didepannya.
     Ruas lehernya sedikit terasa sakit dan perih tetapi dia tidak perduli tetap dipaksakan mendongak untuk memandang orang yang berdiri didepannya.Seraut wajah setengah tua dengan rambut yang gondrong tak terawat acak-acakan menutupi sebagian wajahnya,jenggotnyapun cukup panjang meriap-riap bersama rambutya ditiup angin laut yang menerobos lorong gua.
     Wajah itu tersenyum meski lebih kelihatan menyeringai, matanya tajam memandang raut wajah Bastari.Lama sekali menatapnya seolah ingin menembus isi batin Bastari,mengorek apa yang sedang bergolak didalamnya.Bastari gugup lidahnya tercekat tak sanggup berkata-kata tubuhnya terasa menggigil seperti terserang demam tiba-tiba, tak terkendali rasa dingin itu terus mengurung sekujur tubuhnya seperti gumpalan angin puting beliung yang hendak menerbangkan tubuhnya.
     Perlahan rasa dingin itu berkurang dan terus berkurang,angin yang mengurung tubuhnyapun mulai menghilang dengan perlahan.Ajaib…rasa sakit dan perih disekujur tubuhnya serta merta menghilang seolah olah tidak pernah terluka barang sedikitpun,Bastari terhenyak kaget,bingung dan bermacam perasaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata,belum sempat terpikirkan kata apa yang harus di ucapkannya atas semua kejadian ajaib yang begitu cepat berlangsung dihadapannya.
     ”Anak muda bagaimana keadaanmu sekarang ?, siapa namamu ?”.Orang yang berdiri didepan Bastari akhirnya bersuara.”ke..ke..adaan sa..saya baik Pak dan..na..nama saya..aa..Bastari Pak”.Bastari mencoba menjawab walau sedikit terbata-bata karena rasa heran dan bingung dihatinya belum hilang.”syukur kalau kau sudah membaik,kalau begitu cobalah kau berdiri dan berjalan kedepan sana,agar kamu bisa tau berada dimana kamu sekarang….dan berkacalah di air yang tergenang disamping mulut gua! apakah kau masih mengenal wajahmu atau tidak ?”.Ada yang tersentak dalam batin Bastari mendengar kata-kata orang setengah tua yang baru dikenalnya itu,”apa yang terjadi dengan wajahku” batinnya.
     Reflek jari-jari tangannya meraba wajahnya sendiri terasa agak sedikit  begelombang di bagian wajahnya ada yang terasa kisut kasar dan …Bastari tak sanggup menahan rasa penasaran dan kebimbangannya serta merta diapun berdiri dan langsung berlari menuju mulut gua, dia segera menghampiri kubangan air jernih yang terletak disamping mulut gua yang sebenarnya lebih mirip sebuah sendang.Sesampainya disana dia menahan langkahnya sesaat ada keraguan didadanya dia termenung, tapi rasa penasaran lebih mendera dadanya, perlahan dia jongkok ditepian sendang dengan bertumpu pada

kedua lututnya lalu diapun duduk diatas kedua betisnya dengan debaran jantung yang semakin membuncah, tangannya gemetar…bibirnya bergetar…tapi dia harus berani,  apapun yang terjadi dengan wajahnya dia haus bisa ..ya..harus bisa menerimanya. Dan…alangkah terkejutnya saat dia dapati bayangan wajahnya dimuka air.                 Dia hampir tak sanggup, hampir tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
     Wajahnya hancur berkeriput penuh dengan bekas luka bakar yang meninggalkan kerutan-kerutan tak menentu diwajahnya. Ada lipatan memanjang dari dahi kiri menyilang kedagu bagian kanannya.Lipatan itu begitu jelas membentuk relief dimukanya,kelopak matanya yang kananpun agak sedikit tertarik ke atas membentuk kerutan yang mengerikan. Sementara pipi bagian kirinya meninggalkan cacat berlubang yang cukup dalam sehingga sebagian rahang atasnya sedikit keliatan dan agak menonjol keluar akibat terbakar yang cukup hebat.
     Ditekan lidah kelangit-langit mulutnya, badannya bergetar hebat menahan gejolak emosi yang menyala-nyala didadanya, hatinya luluh lantak dunia seakan berhenti berputar semua menjadi lambat bergerak, kelopak matanya terasa memanas. Sisi baik hatinya mengatakan untuk bersabar dan bertawakal, meminta lidahnya untuk beristigfar, tetapi luka didadanya makin melebar meneteskan darah dendam dan kebencian!.Lalu setan berbisik didadanya menawarkan sebuah kerjasama berkolaborasi menebar dendam dan kenistaan
bersamanya. Dinyalakannya bara yang sedari tadi sudah memerah dihatinya blup…! arang bara itu menyala kembali membakar dinding hati dengan pucuk murka jilatannya…”AAAAAAAAAAAAA…..!” Bastari berteriak, teriakan mendirikan bulu roma  kembali dia menangis sejadi-jadinya.Lalu dia berdiri gontai berlari ke arah lautan yang ombaknya bergelora seperti ingin menelan apa saja yang mendekatinya.
     Bastari terus berteriak dia sumpahi apa saja, dia kutukuki nasibnya bahkan dia salahkan Tuhannya”Aku tidak mau hidup seperti ini..mengapa nasib baik tak pernah berpihak kepadaku?..apa salahku ? hey langit dengarkan aku!.. aku tidak pernah minta dilahirkan kedunia ini…!aku tidak pernah minta untuk jadi manusia…!Tuhan mengapa kau perlakukan aku seperti ini?!.. apa salahku apa dosaku ?!..aku tidak pernah minta untuk jadi manusia!!! Mengapa kau jadikan juga aku sebagai manusia kalau hanya untuk dibuat sengsara dan menderita seperti ini???!!!! Kau sungguh tidak adil!!!..Kau membuat aku kecewa Tuhan!!! lebih baik aku mati saja ditelan laut selatan dari pada aku harus menanggung derita dari sesuatu yang tak pernah aku lakukan .!.aku mau mati saja!!!!.
Bastari terus mengoceh sambil berteriak teriak tak karuan dia terus berlari  menerjang ombak lautan dia ingin mati. Tetapi tiba-tiba..sebuah batu sebesar ibu jari mendarat dibelakang lutut Bastari “bletak!” lalu sesosok bayangan berkelebat menyambar tubuh Bastari yang hampir saja ambruk karena hantaman batu tadi.
     Bayangan itu melesat membawa tubuh Bastari kembali kedalam gua lalu dijatuhkannya tubuh Bastari kelantai goa sedikit terbanting”brug” tubuh Bastari
terhempas “Hey anak bodoh!!..apa kau sudah tak punya otak lagi tolol?..mengapa kau ingin mati? mengapa ? mana sumpah serapahmu untuk membalas dendam pada orang-orang yang sudah menghancurkanmu ? mana ?!!!! apa bisa bila kamu mati membalas dendam kepada mereka ? apa bisa ????!!! dasar tolol pake otakmu mana ada orang mati bisa bangkit lagi lalu membalas  dendam ?! dasar goblogk kamu !!! bangkit kamu

!”.        Ternyata orang setengah tua itu yang telah menghentikan perbuatan nekat bunuh diri Bastari,rupanya orang ini bukan orang sembarangan,nyatanya dia bisa bergerak secepat kilat seperti jagoan dalam film-film kungfu atau film laga, ya!.. orang ini punya kemampuan ilmu beladiri tingkat tinggi yang sudah jarang sekali dimiliki orang dizaman seperti ini,atau bahkan mungkun sudah tidak ada yang bisa seperti itu.
     Orang misterius itu terus memarahi Bastari, diguncang-guncangnya tubuh Bastari,perlahan suaranya mulai melunak,seperti seorang ayah kepada anaknya dipeluknya tubuh Bastari erat-erat, ada air bening tergenang dikelopak matanya”Bastari dengarkan aku…aku tau dan sangat paham dengan perasaanmu nak,kamu hancur berkeping-keping…kamu luluhlantak berantakan. Hatimu pecah berkeping-keping tapi bukan berarti kamu harus menyerah dan putus asa,kalu bukan dirimu siapa yang akan perduli dan menyusun serpihan hatimu yang hancur nak…alangkah ruginya bila kamu mati percuma, sementara orang-orang yang menghancurkanmu tertawa melenggang bebas disana menikmati hidup dengan penuh kesenangan,kegembiraan suka cita..menikah…punya anak dan keturunan tinggal dirumah-rumah mewah diperkotaan! sementara kamu disini dijurang laut selatan mati konyol dan terlupakan…ah..betapa menyedihkannya!”.
     Bastari terdiam sesaat, tangisnya terhenti,ditatapnya wajah orang misterius itu dengan pandangan sembab”Bapak mengapa Bapak begitu perduli dengan hidupku ? aku bukan siapa-siapa untukmu,bahkan untuk siapapun sampai kawan-kawanku sendiripun menganiayaku dan membuangku disini,untuk apa Bapak lakukan semua ini ? aku tak punya harta sedikitpun untuk membalas semua kebaikan yang Bapak lakukan untukku”.Panjang lebar Bastari bertanya pada orang tua yang duduk dihadapannya.Akhirnya mereka terlibat dialog panjang mencoba saling mengenal satu dengan lainnya.

BERSAMBUNG..................

1 komentar:

  1. The Wynn Las Vegas - MapyRO
    The Wynn Resort Las 대구광역 출장샵 Vegas is 제주 출장샵 located on the northern 춘천 출장안마 end of the Las Vegas Strip. It is surrounded by 인천광역 출장마사지 a lush, forested, forested grounds with lush 서울특별 출장샵 greenery and

    BalasHapus