Translate

Senin, 14 April 2014

PETUALANGAN ZIRA

EPISODE KRISTAL BIRU (Lanjutan)

Tubuh Zira terus melesat cepat didalam lorong cahaya berwarna biru, hingga berakhir pada satu titik cahaya putih keperakan”BLUUUOOPSSZZZ!!!”, tiba-tiba saja Zira sudah berada pada sebuah ruangan yang cukup luas. Semua dindingnya memantulkan cahaya putih keperakan, ruangan itu berbentuk segi enam seperti kotak sarang lebah, disetiap garis bidangnya terdapat tombol-tombol digital yang tidak dipahami oleh Zira. Kini tubuh Zira seolah terperangkap didalam ruangan ini, udara didalamnya terasa nyaman tidak menandakan kalau ruangan  itu berbahaya, seolah kehilangan bobot tubuh Zira melayang statis dengan posisi berdiri didalam ruangan itu, kemudian batu Kristal biru yang erat dalam genggamannya kembali bergetar seperti ingin dilepaskan, otak Zira seolah membaca apa yang di inginkan benda itu, seketika Zira melepaskan genggamannya dan Kristal biru itupun ikut melayang statis didalam ruangan itu.
 Zira berusah menengadahkan wajahnya menatap langit-langit ruangan yang sangat tinggi, nampak dari jauh kontruksi bangunan atapnya dibuat seperti sarang laba-laba, entah atapnya dari bahan apa yang pasti seperti kaca transfaran semua yang ada di atas atap Nampak jelas dari dalam ruangan. Ingin sekali Zira menggenjot tubuhnya untuk sampai ke langit-langit ruangan itu, tetapi belum sempat dia mengumpulkan semua tenaganya, Kristal biru itu mengeluarkan sura berdesing seperti suara peluru melesat dari dalam senapan tetapi tidak menyakitkan telinga. Zirapun teralihkan perhatiannya pada Kristal biru, dari benda itu muncul selarik sinar seperti sinar yang biasa kita lihat pada projector, dan sinar itu mmemantulkan cahayanya pada dinding yang memiliki tombol. Lalu muncul gambar hidup layaknya sebuah filem documenter, lengkap dengan narasi yang menjelaskan setiap peristiwa, nama benda, nama tempat dimana peristiwa itu terjadi termasuk nama tokoh-tokoh yang ada pada layar projector yang dihasilkan Kristal biru dengan diinding ruangan tersebut.
 Zira terkagum-kagum dan ajaibnya dia bisa menyerap dengan baik dan mudah semua informasi yang disampaikan dari layar tersebut. Setiap garis bidang dinding memberikan informasi yang berbeda, yang mengejutkan Zira pada dinding ke tiga tiba-tiba muncul peringatan, bahwa dia akan menghadapi sebuah simulasi pertempuran, ada tutorial yang harus di ikutinya dengan baik dan jika salah memahami tutorial tersebut Zira akan mendapatkan masalah yang sangat serius. 
Setelah berusaha memahami dan merekam semua tutorial dan perintah-perintah yang ada Zira segera mempersiapkan dirinya dengan kode menyilangkan tangan kanannya didada dan telapak tangannya ditutupkan pada jantungnya kemudian sedikit membungkukan tubuhnya tanda siap sedia. 
Dalam hitungan detik ruangan berubah menjadi sebuah medan pertempuran seperti benar-benar nyata Zira berhadapan dengan mahluk-mahluk aneh dari rupa maupun ukuran. Bahkan ada mahluk yang biasa dia lihat sebagai mahluk yang tidak berbahaya tetapi dalam simulasi pertempuran itu, mahlu berupa kecoa itu sangat berbahaya dan ukuran tubuhnya sebanding dengan ukuran se ekor gajah di alam nyata. Kecoa raksasa itu bisa mengeluarkan gas dari muklutnya yang berbentuk seperti bilah cerulit berhadapan. Zira tidak merasakan gentar sedikitpun. Dia Nampak tenang seolah tidak sedang menghadapi masalah, tubuhnya dengan lincah bergerak kekanan dan kekiri menghindari sergapan mahluk-mahluk aneh yang menyerangnya. Terkadan dia melayang cepat keudara kemudian menukik tajam dengan pukulan demi pukulan yang diarahkannya kepada musuh-musuh yang dihadapinya. Semua Nampak berjalan lancar tidak ada kendala sama sekali, simulasi pertempuran terus berlangsung cukup lama hingga semua musuh-musuhnya habis tak tersisa.
“Blaapsz!!!” akhirnya simulasi berakhir dengan gemilang, pada bagian dinding ke 4-6 Zira kembali dihadapkan pada nasi dan pertunjukan seperti documenter. Semua lengkap terekam dengan baik dimemori Zira tanpa ada yang tertinggal.
 Zira kini telah tumbuh menjadi seorang manusia super tangguh. Tanpa disadarinya kejadian awal bertemu dengan cahaya biru itu telah merubah dirinya menjadi lebih baik bahkan menjadi manusia super. Cahaya biru itu adalah sebuah proses recovery pada diri Zira baik secara jasadi maupun secara ruhani, semua  system tubuh dan otaknya telah direcovery atau diperbaiki  atau tepatnya di install ulang jika pada computer, bahkan kapasitas kemampuannya telah di upgrade menjadi berlipat ganda dengan proses tersebut.
 Dan Kristal biru yang digenggamnya adalah sebuah alat yang mengkoneksikan Zira dengan segala sesuatu yang berada disekitarnya. Kristal biru adalah sebuah rancangan sangat unik dan hebat, dia  mampu memindai segala macam energy yang ada disekitarnya dengan respon yang berbeda dan memproyeksikannya secara berbeda pula. Kristal biru bahkan bisa menjadi sebuah alat teleportasi untuk membantu mengambil, mengalihkan dan menyampaikan segala macam bentuk materi yang diinginkan oleh pemegangnya. Bahkan Kristal biru adalah sebuah alat pembuka portal antar dimensi yang berbeda dengan masa yang tidak terbatas ruang dan waktu.
Apakah Zira menyadari dan memahami semua itu? Belum !!! Zira masih dalam proses yang agak panjang untuk bisa memahami kemapuan Kristal biru dan bisa menggunakannya dengan baik dan benar. Didalam tabung segi enam raksasa itu Zira seolah dikembalikan kepada masa awal sebuah pembelajaran ilmu pengetahuan. Setiap saat dia menghadapi gemblengan dan latihan serta menerima berbagai maacam informasi dari setiap tutorial ataupun dokumen yang disampaikan oleh Kristal biru melalui dinding canggih pada ruangan tersebut. 
Dari waktu kewaktu kemampuan fisik dan fsikis Zira terus meningkat dan mengalami perubahan dasyat. Kini Zira sudah bisa mengendalikan tubuhnya untuk bisa bergerak bebas didalam ruangan yang tadinya hanya memerangkap dirinya secara statis dan melayang di antara lantai dan langit-langit. Suatu kali ia mencoba mencapai  puncak langit-langit ruangan dan ketika dirinya sampai disana, ia berdecak kagum, ternyata diluar sana sebuah tempat yang sangat indah.
Ada sebuah pintu transfaran yang terbuat dari energy cahaya berwarna putih seukuran pintu rumah biasa. Ia mencoba menyentuhnya perlahan dan ketika disentuh muncul kilatan-kilatan listrik yang kemudian menariknya keluar ruangan.
 Zira sudah berada diluar ruangan tubuhnya melayang diudara seperti seekor burung bebas dari sangkar Zira melesat kesana kemari menikmati waktu untuk melihat suasana sekitar. Ya tempat itu begitu indah dan tersusun secara baik seolah dirancang dengan sempurna. Bangunan berbentuk tabung segi enam itu berada tepat ditengah-tengah area, disekitar bangunan itu ada lagi lingkaran lingkaran serupa tetapi tidak menampakan ada rongga ruangan didalamnya, semakin keluar lingkarans egi enam itu semakin rendah dinding bangunannya. Diantara bangunan itu terdapat sumber-sumber air yanga sangat jernih dan besar, mata air lebih tepatnya, tetapi tidak seperti mata air pada umumnya yang memancar dan mengeluarkan air tumpah kepermukaan tanah. mata air ditempat ini  sangat berbeda, air yang dikeluarkannya membentuk sebuah bulatan bola air dan tidak tumpah melainkan terus berputar pada  masing-masing tempatnya, seolah melihat permainan bola air sungguh unik dan ajaib.
 Zira menggenjot tubuhnya  untuk terbang lebih tinggi agar bisa melihat keseluruhan permukaan tempat tersebut lalu berhenti pada jarak ketinggian yang dirasanya sudah cukup, ternyata tempat tersebut adalah sebuah pulau kecil yang terletak ditengah samudara luas. Tepian pulau kecil ini seperti sengaja dibentengi oleh tebing bebatuan keras yang menjulang tinggi secara rapat dan estapet sehingga sangat sedikit sekali kemungkinan jika pulau ini akan musna tersapu badai air lautan. Zira kembali merendahkan jarak terbangnya untuk mengamati alam sekitar secara leluasa, pepohonan beraneka ragam. Banyak buah-buahan yang bisa dipetik dan dinikmati sebagai makanan. Tetapi aneh dan ajaibnya temapt ini tidak ada seorangpun manusia yang Zira temui sekalipun dia mengelilingi pulau ini berulang kali. Tetapi tempat ini terawat dan tertata rapi, enak dipandang dan ditempati.
 Sesudah merasa cukup berkeliling dan mengenali alam sekitar Zira kembali terbang kepuncak bangunan berbentuk segi enam itu dan ia kembali menyentuh pintu energy cahaya itu.”BALSSSSTTT…!!!!!!!!!!” Zira kembali masuk kedalam ruangan bangunan tersebut. 
 Entah perintah datang darimana, tetapi Zira sangat merasa kalau dirinya ada yang mengawasi dan memprogram sebuah rancangan besar untuk dirinya.
Zira mencoba menurunkan tubuhnya untuk menyentuh lantai dari ruangan tersebut, karena selama berada didalam ruangan itu dirinya belumpernah secara sengaja mendaratkan kedua kakinya dilantai, kecuali saat ia menghadapi simulasi peperangan atau pun simulasi menggunakan semua energy tubuh yang sudah dikuasainya. Tinggal beberapa centimeter saja telapak kakinya menyentuh lantai, Kristal biru yang melayang statis berbunyi mengeluarkan suara…bip…bip..bip…dan semakin lama semakin cepat bunyinya, Zira mengurungkan niatnya lalu kembali menghampiri Kristal biru yang mulai beroputar cepat dan mengeluarkan kilatan-kilatan listrik. Semakin lama kilatannya semakin membesar dan memenuhi seluruh ruangan,”BUZZZZSHHHHH…!!!”akhirnya kilatan-kilatan itu membentuk satu lingkaran energy  biru membungkus tubuh Zira. Awalnya Zira merasa agak sedikit tertekan dengan energy itu, lama kelamaan tubuhnya mulai menyesuaikan dan merespon energy itu, Zira mulai merasa nyaman, dalam keadaan terapung tubuhnya seperti sedang dipermainkan oleh energy itu.  
Terkadang posisi tubuhnya terlentang, sesaat kebudian tertelungkup, lalu miring kekanan dan kekiri, seperti sedang mencari arah keseimbangan. Pakaian yang melekat ditubuh Zira mulai menguap menjadi partikel yang sangat kecil sehingga tidak nampak lagi kecuali tubuh Zira yang polos tanpa sehelai benangpun. Energi biru itu semakin leluasa bersesuaian dengan tubuh polos Zira tapa terhalang materi apapun.
 Zira Nampak tenang dan sangat menikmati proses tersebut. Kini tubuhnya tetap mmelayang diam didalam balutan cahaya biru yang tipis dan transfaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar